Cara Pencegahan Cyberbullyying atau Perundungan Siber pada Anak

Komunikasi dengan anak-anak Anda adalah kunci untuk menjaga hubungan positif di era digital saat ini.

Tahukah Anda? Efek emosional dan psikologis dari perundungan siber sama berbahayanya dengan perundungan secara fisik dan verbal di dunia nyata.

Cara Pencegahan Cyberbullyying atau Perundungan Siber pada Anak

Selain mengirim pesan online, beraktifitas di media sosial, dan game online, banyak anak-anak menghabiskan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan orang lain secara online daripada berinteraksi secara langsung di dunia nyata. Di sisi lain, teknologi digital terus berkembang mengubah cara kita berkomunikasi, hal tersebut juga membuka risiko mengeluarkan kata kasar atau ejekan dari teman sebayanya.

Karena komunikasi secara digital lebih sulit dilacak dan dipantau, orang tua harus mengambil tindakan pencegahan untuk meminimalkan efek perundungan online atau cyberbullying pada anak-anak mereka.

Menurut Ahli, anak-anak yang menjadi korban perundungan cenderung mengalami kecemasan, depresi, kesepian, ketidakbahagiaan, dan kurang tidur. Sayangnya, banyak korban yang menyembunyikan fakta kejadian yang dialaminya, yaitu di-bully, karena malu atau takut. Kebanyakan para korban menanggapi secara pasif (masa bodo) terhadap perundungan yang merak alami. Mereka cenderung bersikap cemas dan terlihat kurang percaya diri. Hal tersebut, menurut para ahli, dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan faktor lingkungan anak.

Peran Orang Tua Menjaga Keamanan Anak-anak Saat Berinteraksi / Berktifitas Online

Orang tua harus terlibat aktif dalam semua aspek kehidupan anak, termasuk komunikasi online mereka.

Para orang tua yang secara proaktif terlibat dengan interaksi online anak-anak mereka. Dengan begitu, orang tua dapat memantau interaksi ini lebih dekat dan memahami apa yang terjadi pada anak-anaknya. Ini merupakan kunci pencegahan cyberbullying.

Selain lebih banyak berinteraksi dengan anak, orang tua juga harus melakukan tindakan preventif dengan menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi anaknya. Rumah harus menjadi tempat yang aman di mana diskusi dan komunikasi tatap muka antara annggota keluarga dapat dilakukan. Orang tua pun harus mendorong juga terjadinya proses interaksi tersebut. Sehingga anak akan terbiasa berbicara dengan nyaman dan jujur tentang apa yang mereka alami, khususnya dalam aktifitas online.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.