Tiap anak terkadang memiliki rasa sensitif yang berbeda-beda terhadap adanya ketimpangan ekonomi diantara teman-teman di sekolah atau teman-teman bermainnya. Ada anak yang cukup sensitif mengenai hal ini, namun ada juga yang cuek saja, tidak peduli dengan hal ini.
Di satu sisi, anak yang cenderung cuek juga ada segi positifnya, dimana anak akan lebih mudah bergaul dengan siapa saja tanpa melihat perbedaan status ekonomi sebagai jembatan. Namun di sisi yang lain, kurang pekanya anak juga bisa membawa efek negatif dimana anak kurang tenggang rasa ketika membeli atau mengenakan sesuatu yang lumayan mahal harganya di depan teman-temannya yang kurang mampu.
Demikian juga sebaliknya, anak yang terlalu sensitif juga bisa membawa efek negatif dimana ia cenderung memilih-milih teman. Disinilah orangtua perlu berperan untuk meluruskan bahwa perbedaan ekonomi memang ada dan selayaknya kita pandai menempatkan diri agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Namun, untuk urusan pertemanan, jangan pernah membedakan teman.
Di Bawah ini latihan yang dapat Orang tua lakukan untuk mengasah kepekaan jiwa sosial anak:
Latihan Memberi Sedekah kepada Pengemis
• Jika Anda berniat memberikan sedekah untuk pengemis di jalan atau di rumah. Anda bisa memberikan uang pada anak dan biarkan anak yang memberikan uang itu kepada pengemis.
• Bahas mengapa ada orang yang sampai mengemis seperti itu dan bagaimana seharusnya sikap kita terhadap mereka.
• Tekankan bahwa hidup mandiri itu jauh lebih baik dan mengemis adalah keterpaksaan, bukan pilihan. Jangan sampai anak melihat salah satu sisi ‘enak’ dari mengemis. Yaitu mendapatkan uang tanpa harus kerja keras.
Latihan Memberi Mainan pada Orang Lain
• Buat kesepakatan bahwa anak sudah memiliki cukup banyak mainan, sehingga kalau ia ingin membeli mainan baru, ia harus memberikan mainan lamanya kepada orang lain.
• Jangan tunggu mainannya rusak atau memilih mainan yang rusak saja yang diberikan pada orang lain. Ajarkan bahwa memberi itu seharusnya dengan sesuatu yang kita sukai. Jika memberi sesuatu yang sudah rusak, itu sama saja dengan membuang, bukan memberi. Semangat berkorban ini akan lebih terasa jika mainannya belum rusak.
• Diskusikan dengan anak kepada siapa mainannya akan diberikan. Asah kepekaan dan kepedulian anak dengan memintanya untuk mencari sendiri siapa yang kira-kira memerlukan mainannya. Dan bahas mengapa orang itu yang layak menerimanya.