Jika Anda sebagai orang tua yang ingin atau sudah punya anak, asahlah kekuatan sosial serta bahasa anak sedari dini bila mau kelak si kecil mempunyai kekuatan interpesonal atau antarpribadi yang bagus. Pertanyaannya, kenapa hal tersebut penting diterapkan sejak usia dini?
Kekuatan Bersosialisasi
Kecerdasan antarpribadi atau cerdas sosial adalah kekuatan dalam mengerti situasi hati, maksud, semangat, perasaan serta cara berpikir seseorang. Kecerdasan ini erat hubungannya dengan kekuatan seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Profesi yang dapat digeluti orang ini yakni negosiator, humas, jurnalis, dan seterusnya.
Kekuatan Berkomunikasi
Kecerdasan interpersonal ditandai dengan keterampilan komunikasi yang baik sebab anak mesti pintar mengkomunikasikan perasaannya pada orang lain. Waktu lihat wajah temannya berseri-seri, ia tidak diam seribu bahasa atau sebatas tersenyum saja, namun langsung menyapa, kamu bahagia banget hari ini. Aku suka sekali melihatnya. Ini berlainan dengan anak yang tak ada terampil dengan cara interpersonal. Sehingga, dengan mengasah kekuatan bahasa anak, sebetulnya orang tua pula turut menempa keterampilan interpersonal anak.

Ada di Tiap Tahapan Usia
Kecerdasan interpersonal telah tampak di setiap tahapan perkembangan anak. Masing-masing tahapan mempunyai ciri kecerdasan sosial yang khas. Tetapi orang tua jangan terlalu cemas bila ciri-ciri itu tidak terdapat pada si kecil. karena, dalam tiap tahap perkembangannya, setiap individu mempunyai keunikan sendiri. Tak hanya itu, orang tua pula tetap mempunyai waktu untuk memberikan stimulasi paling baik untuk anak-anaknya.
Perkenalkan dengan Orang Baru
Mengingat kunci kecerdasan interpersonal yakni kekuatan bersosialisasi dengan orang lain, selanjutnya sedini mungkin anak mesti dikenalkan dengan orang baru di sekitarnya. Proses interaksi pula dapat diasah melalui permainan kelompok hingga anak dapat mengerti pentingnya kerja sama dengan teman-teman lainnya.
Berikut 5 Karakteristik Cerdas Interpersonal:
1. Mempunyai Empati
Anak mempunyai kekuatan mengerti perasaan orang lain, perasaan sedlh, suka, serta kesal yang dirasakan teman dapat diketahuinya dangan baik. Dia begitu peka dengan kondisi yang ada. Dia pula mengetahui tindakan serta sikap yang mesti dikerjakan pada masing-masing kondisi. Waktu temannya sedih sebab kehilangan boneka, misalnya, dia berupaya menghiburnya dengan meminjamkan boneka kepunyaannya.
2. Bersikap Asertif
Waktu orang lain mencoba merampas haknya, dia mengetahui apa yang mesti dikerjakan. Dia dapat mengemukakan kepentingan serta hak-haknya tanpa merugikan orang lain. Anak tak menjadi pasif dengan senantiasa mengalah, namun dia pula menghindari sikap egois yang menempatkan semua keinginannya di tingkat tertinggi. Dia dapat bertindak di kedua sifat tersebut. Waktu mobil mainannya direbut, dia tak tinggal diam atau menangis namun pula tak ada langsung memukul si perebut, tetapi berkata, “Jangan ambil mainanku sembarangan ya, Kamu bisa memainkannya setelah saya”.
3. Dapat Bekerja Sama
Anak dapat tahu dengan jelas mana yang menjadi tugasnya serta mana tugas orang lain. dia pula tidak mempunyai permasalahan hubungan dengan masing-masing anggota kelompok. Tidak jarang, kemampuannya bekerja sama membuat anak ini diakui untuk memimpin kelompok tersebut.
Jiwa leadership-nya sebenarnya terlihat jelas. Inisiatifnya dalam memutuskan sangatlah baik. Sesudah mengerti tugas yang diembannya, dia dapat mengatur serta mengendalikan teman-temannya untuk meraih satu tujuan. Bak permainan sepakbola, ia mampu mengatur para pemainnya supaya memenangkan pertandingan. Ini pula diperkuat oleh kemampuannya melihat kekuatan yang dimiliki orang lain. Melalui cara itulah anak dapat menempatkan seseorang dengan posisi dan saat yang tepat.
4. Mediator dalam Konflik
Jiwa leadership yang dipunyai buat si kecil pandai dalam mengatasi perselisihan antara teman-temannya. Terlebih bila si kecil mengetahui dengan jelas pihak yang berselisih. Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik, si kecil dapat mengajak kedua pihak yang berselisih untuk menyelesaikan permasalahan dengan ketentuan saling beruntung.
5. Mudah Berteman
Fleksibel, gampang bergaul, serta tak ada pilih-pilih teman. la pun tidak alergi pada teman atau orang baru. bahkan tidak jarang, ia berasumsi sosok yang baru dikenalnya tersebut seperti teman lama.