Di dalam kurikulum pendidikan siswa kelas 2 SD, terdapat materi pembelajaran tentang penghitungan uang. Di sana anak diajak belajar membedakan jenis-jenis mata uang yang satu dengan yang lain. Tentang lima ribuan yang bisa disusun dari uang ribuan, lima ratusan, atau bahkan seratusan rupiah. Tentang nilai uang sebagai alat tukar, anak belajar menghitung uang kembalian jika nilai uang mereka lebih besar dari harga barang yang dibeli. Tetapi tentunya, bukan hanya sampai di situ pendidikan pembelajaran tentang kecerdasan finansial. Bukan sekadar pengetahuan tentang fungsi uang dan bagaimana teknis penghitungan pemakaiannya sebagai alat tukar. Tetapi sikap serta pilihan anak dalam mengambil kebijakan tentang penggunaan uang itulah, yang lebih banyak berpengaruh terhadap kecerdasan finansial.

Pengenalan & Fungsi Uang
Pertama, tahapan paling awal dari pendidikan kecerdasan finansial adalah pengenalan terhadap fungsi uang sebagai alat tukar. Di tahapan ini umumnya tidak terlalu banyak terjadi permasalahan, karena materi pembelajaran lebih banyak berkaitan dengan pengetahuan kognitif tentang nilai uang.
Pemanfaatan Uang
Tahapan berikutnya yang harus diajarkan kepada anak akan bertambah rumit, yaitu seputar pemanfaatan uang. Karena setiap anak akan mengalami permasalahan dimana kebutuhan dan keinginan mereka akan banyak barang ternyata lebih besar daripada uang yang mereka miliki, maka mereka harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan uang yang ada dengan efektif.
Mencari Solusi
Inilah saatnya mereka dilatih untuk menunda keinginan karena tak semua keinginan bisa terpenuhi dengan uang yang ada di tangan. Mereka akan diajarkan untuk pandai mencari solusi lain untuk memenuhi keinginan yang belum bisa tercapai tersebut. Mungkin dengan mencari barang lain, walaupun dengan standar yang lebih rendah, namun masih terjangkau oleh keuangan. Atau dengan menunda keinginan bertransaksi beberapa saat untuk memberi kesempatan mereka menabung lebih dulu.
Prioritas Kebutuhan
Pembelajaran tentang menentukan pilihan tepat terhadap prioritas kebutuhan pun termasuk yang harus diajarkan kepada anak. Apakah mereka tetap harus membeli sepatu karena sepatu yang lama sudah tak muat di kaki. Apakah harus membeli tas baru hanya karena di depan matanya ada sebuah tas yang persis seperti impiannya berbulan-bulan, walaupun dua bulan lalu ia sudah membeli tas sekolah?
Pengelolaan Emosi
Memasuki tahapan ini pendidikan kecerdasan finansial menjadi lebih rumit karena harus melibatkan faktor pengelolaan keinginan dan emosi anak. Benar bahwa pembelajaran di tahap ini harus dibarengi dengan pembelajaran kecerdasan emosi untuk anak.
Disiplin
Disiplin dan pembentukan kebiasaan serta pola hidup yang baik juga merupakan kunci keberhasilan pendidikan kecerdasan finansial untuk anak. Misalkan untuk selalu memperhatikan, mengingat atau lebih baik lagi mencatat transaksi-transaksi keuangan harian. Jika hal tersebut sudah dibiasakan semenjak kecil, akan menumbuhkan pernyataan bahwa kunci keberhasilan pengelolaan keuangan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor ini.
Keteladanan
Keteladanan sangat dibutuhkan dalam pembentukan kecerdasan finansial anak. Ibu yang berkali-kali tergoda membeli barang di pasar yang tidak sesuai dengan rencana sebelum berangkat, secara langsung mengajarkan kepada anak bahwa perencanaan keuangan tidak penting. Sebaliknya, ibu yang teliti mencatat pengeluaran uangnya pun menumbuhkan pemahaman kepada anak tentang pentingnya mengetahui kemana perginya uang, sekecil apapun, demi meningkatkan efektifitas keuangan.
Mendapatkan Tambahan Uang
Tahapan berikutnya akan diajarkan kepada anak bagaimana melakukan upaya mendapatkan tambahan uang jika uang yang ada tidak memenuhi kebutuhan yang mendesak. Di sini orangtua bisa mengajarkan pilihan-pilihan tindakan kepada anak, seperti sekadar upaya meminta tambahan uang kepada ayah, upaya melakukan usaha yang menghasilkan uang, atau mencoba mencari utang kepada teman. Masing-masing pilihan memiliki konsekuensi, ada sisi positif dan negatifnya. Mana yang akan dipilih anak, sesuai dengan keadaan persoalan yang dihadapinya. Perlahan, ini akan membentuk karakter kecerdasan finansial anak.
Demikian pejelasan singkat mengenai tahapan pendidikan kecerdasan finansial pada anak, agar orang tua semakin mengerti pentingnya kecerdasan finansial diajarkan sejak usia dini.