Sebagai orang tua, tentunya kita tahu bahwa uang di dompet itu sudah ada alokasinya sendiri. Uang belanja pekan depan, untuk bayar tagihan listrik, dan sebagainya. Sehingga kita bisa bilang: Mama/Papa nggak punya uang! Tapi sudahkah kita memberikan alasan tersebut pada anak?
Terkadang kita menganggap anak terlalu remeh dan menganggap anak belum saatnya tahu hal-hal seperti itu. Padahal, seperti pengakuannya sendiri, anaknya sudah sangat pintar. Tentu saja anak-anak seusia itu memang sudah pintar dan mengerti uang. Maka sudah saatnya juga kita bicarakan tentang tanggung jawab yang lebih besar dalam mengatur uang.

Untuk menghindari agar anak tidak menganggap orang tuanya pelit, ada beberapa tips yang bisa diterapkan:
– Sampai pada batas tertentu, orang tua bisa mengkomunikasikan pada anak mengenai pengeluaran rumah tangga. Sehingga anak pun mengerti bahwa tanggung jawab orang tuanya cukup besar dan lebih penting dari mainan atau makanan yang diinginkannya.
– Berikan alasan sebenarnya mengapa orang tua tidak mau memenuhi permintaan anak. Apakah karena jajanannya kurang bersih, kurang sehat, atau sudah dekat dengan waktu makan sebentar lagi, sudah punya mainan yang sama, belum saatnya membeli benda yang itu, dsb.
– Hindari alasan tidak punya uang akan lebih baik jika menggunakan alasan tidak punya untuk itu. Sehingga orang tua dan anak tidak perlu lagi saling beradu argumen lagi.
– Berikan anak mengenai gambaran masa depannya sebagai motivasi. Misalnya: Ibu sedang menabung untuk pendidikan Budi supaya bisa kuliah di Australia seperti Om Beni.
Demikian tips agar anak tidak mengganggap pelit orang tuanya. Semoga kita sebagai orang tua semakin paham dan anak menjadi melek finansial.


