Orang tua yang mengajak anaknya keluar rumah, seringkali harus dipusingkan dengan pengeluaran yang tidak terencana dimana anak dengan mudahnya tergoda melihat hal baru atau hal menarik selama dalam perjalanan.
Terkadang masalahnya adalah kita tidak menyiapkan uang yang cukup untuk memenuhi keinginannya tersebut. Tapi masalah yang lebih besar lagi bukan pada harga benda-benda yang diinginkannya, tapi lebih kepada bagaimana bisa mengajarkan anak untuk lebih disiplin dalam mengeluarkan uang.
Di satu sisi, anak memang harus diajarkan untuk bisa mengeluarkan uang dengan disiplin. Tapi di sisi lain, orang tua juga perlu memahami bagaimana kondisi anak ketika sedang diajak keluar rumah. Harus dipahami bahwa bagi anak yang masih memiliki egosentrisme kuat, tampilan begitu banyak barang cantik dan menarik di swalayan menjadi godaan tersendiri bagi mereka. Jangankan anak, kita sendiri orang dewasa pun masih kerap tak mampu mengendalikan keinginan membeli ini dan itu jika sudah berada di swalayan.

Maka yang bisa dilakukan adalah meminimumkan resiko yang mungkin muncul di swalayan, dengan melakukan hal-hal berikut jika bermaksud nnengajak anak pergi berbelanja:
1. Penuhi Lebih Dulu Kebutuhan Anak
Pastikan kebutuhan anak terpenuhi terlebih dulu sebelum berangkat. Terutama kebutuhan makan dan minum. Jadwal makan anak bisa jadi berbeda dengan orang tua . Pahamilah jika memang sudah saatnya bagi anak untuk mengisi perutnya kembali atau sekadar memuaskan dahaganya. Antisipasi rasa lapar dan haus yang kemungkinan muncul dengan membawa bekal sendiri dari rumah.
2. Perjelas Rencana Perjalanan
Ajaklah anak membuat rencana perjalanan yang jelas. Mulai dari tujuan perjalanan, apakah untuk berbelanja atau hanya refreshing mencuci mata. Dari tujuan awal ini, bisa dijabarkan lagi pilihan tempat yang akan dituju. Semisal, disepakati untuk pergi ke swalayan untuk belanja bulanan, sekaligus ke pasar untuk membeli sepatu. Hindari untuk mengingkari apa yang sudah menjadi rencana bersama di awal. Kecuali jika tak bisa dihindari, misalkan waktu tak cukup untuk mampir ke toko sepatu, mintalah maaf kepada anak dan hibur mereka agar tidak terlalu kecewa.
Begitu pula ketika anak merengek untuk memperlebar tujuan tempat belanja, harus dicegah segera. Ingatkan kembali kepada komitmen semula dan orang tua harus bertahan walau harus mendengar rengekan anak. Tentukan pula waktunya dengan jelas, misalnya berangkat jam 10 ke mal untuk belanja bulanan, akan kembali ke rumah jam 11.30 dan makan siang di rumah. Kejelasan ini diperlukan untuk menyiapkan perbekalan selama perjalanan, agar anak tidak memiliki alasan untuk meminta membeli makanan dan minuman yang tidak terlalu diperlukan.
3. Buat Perjanjian di Awal
Perjanjian paling penting yang harus dibuat sebelum berangkat adalah mengenai barang-barang apa saja yang akan dibeli. Perhatikan bahwa orang tua harus bisa adil kepada semua anak. Pahami bahwa kegiatan belanja untuk anak adalah sebuah kegiatan menakjubkan. Jadi, jangan mengajak mereka ke pasar jika orang tua tidak hendak membelikan sesuatupun untuk mereka.
Apalagi hanya mengajak anak untuk menemani orang tua belanja. Ini akan terasa berat sekali buat anak. melihat orang tua belanja sementara dia sendiri tak mendapat kesempatan untuk belanja. Sebaiknya, orang tua menyislhkan sedikit hak bagi anak untuk berbelanja sedikit untuk dirinya sendiri, walau hanya sekadar membeli kue untuk bekal sekolah esok hari. Atau orang tua bisa juga berbagi tugas dengan anak dalam memilih belanja bulanan keluarga.
Yang penting, sebelum berangkat telah jelas bagi anak, apa tujuan awal belanja, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dibeli.
4. Memberi Reward
Jangan ragu untuk memberikan hadiah atas kesabaran anak dalam menemani orang tua. Jika anak bisa menahan diri untuk tidak merengek meminta mainan. Orang tua boleh saja mentraktirnya makan siang di luar sebagai gantinya.
5. Siapkan Rencana Cadangan
Walaupun Anda sudah menyusun rencana dengan rapi supaya anak tidak rewel di tengah jalan, tidak ada salahnya untuk tetap membawa uang lebih untuk berjaga-jaga. Jika anak tidak berhasil diberi pengertian untuk membatalkan permintaannya yang diluar rencana, bisa saja dipenuhi dulu keinginannya tersebut. Tetapi, selanjutnya hal ini menjadi peringatan khusus bagi anak untuk tidak diulang di kesempatan lain.
Selanjutnya, dalam perjalanan belanja berikutnya, ingatkan akan kesalahan ini,dan beri pengertian agar tidak diulang. Jika ternyata anak masih mengulangi kesalahannya, berilah ketegasan untuk tidak lagi memenuhi permintaan mereka yang tak terencana tersebut.